Malang (beritajatim.com) - Hujan yang mengguyur wilayah Malang Selatan mengakibatkan sejumlah titik tanah longsor terjadi dikawasan ini. Pantauan beritajatim.com, Kamis (19/10/2017) pagi ini, hujan selama beberapa hari terakhir dengan intensitas panjang, mengakibatkan ruas jalan, plengsengan dan rumah penduduk tertimpa tanah longsor.
Longsor juga terjadi di Desa Ringinsari RT 05 dan RT 13, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Ditempat ini, jalan penghubung antar dusun putus setelah diterjang tanah longsor.
Kondisi jalan dan jembatan yang dilalui air, ambles sedalam tiga meter lebih. Sekdes Ringinsari, Mustain mengatakan, pihaknya berharap jalan penghubung segera diperbaiki. Hal itu dikarenakan jalan tersebut menjadi akses transportasi satu-satunya oleh ribuan warga desa. “Hujan sejak kemarin mengakibatkan tanah longsor. Kondisi jalan ambles tergerus air hujan,” terang Mustain, Kamis (19/10/2017).
Kata dia, longsor juga terjadi di Dusun Sidodadi, Desa Ringinsari RT 12. Tebing longsor hingga menimbulkan tumpukan tanah disamping areal masjid Al Aqso.
Sementara itu, longsor badan jalan juga terjadi di selatan pasar Gedangan, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Jalan lintas kecamatan di Wonorejo yang menghubungkan Kecamatan Gedangan dan Sumbermanjing Wetan, juga dipenuhi longsoran tanah.
Kondisi ini terjadi pasca Malang Selatan, diguyur hujan sejak tiga hari terakhir. Jalan Raya Propinsi di kawasan Druju atau Jurang Pletes, juga terkena longsor. “Khusus di jurang pletes sudah teratasi. Sudah bisa dilalui kendaraan. Kami menghimbau warga selalu meningkatkan kewaspadaanya jika melintas diareal tebing yang rawan longsor, karena hujan masih terjadi,” beber Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Malang, Bambang Istiawan.
Berangkat dari permasalahan yang ada dimana
wilayah Malang masih kerap kali mengalami suatu bencana yang cukup fenomenal
dan terkadang menelan korban, salah satu diantaranya bencana longsor tanah.
Bahaya dari longsor tanah biasanya diakibatkan oleh bencana lain seperti
banjir. Menurut Marzocchi et al (2009) sebuah
dampak dari kejadian bencana sering diperburuk oleh bencana yang lain. Maka
dampak dari longsor sendiri dapat juga diakibatkan oleh faktor bencana seperti
banjir.
Wilayah Malang Selatan
merupakan kawasan yang cukup ramai dikunjungi oleh para wisatawan
karena keindahannya, sehingga apabila kawasan tersebut mengalami bencana
seperti longsor, wisatawan akan merasa terganggu dengan kejadian tersebut. Masih
banyak lagi dampak dari terjadinya tanah longsor seperti kerusakan lingkungan,
lahan pertanian, dan juga pemukiman
Suripin (2002) mendefinisikan
tanah longsor adalah suatu bentuk erosi pengangkutan atau gerakan massa
tanah dalam volume yang besar. Maka
dalam hal ini longsor dapat terjadi akibat adanya erosi atau limpasan air yang
mengikis lapisan tanah.
Indonesia adalah negara yang
hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan, maka ketika musim
kemarau tiba tanah akan mengalami kering dan memiliki rongga yang kosong, dan
ketika musim penghujan tiba dengan volume yang cukup besar, maka akan terjadi
pengikisan dalam tanah yang dapat berakibat longsor.
Faktor lahan yang ada juga
dapat memengaruhi dari besarnya longsor, Menurut Maulana dan Retno (2015) di
wilayah Kabupatan Malang Selatan memiliki genesa tanah yang didominasi oleh
Karst dan pada kawasan ini sering
membentuk sungai bawah tanah dan goa, selain itu terfokus di kawasan kejadian
yaitu Sumbermanjing Wetan ternyata memiliki kemiringan lahan mencapai 41 – 60%
atau sangat curam sehingga kawasan tersebut sering kali mengalami kejadian
longsor.
Ada beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh masyarakat demi mengurangi kejadian bencana secara umum yaitu
dengan
1.
Mengenali potensi bencana yang merupakan ancaman
2.
Melakukan Mitigasi Bencana (Mengurangi dampak bencana)
3.
Melakukan action plan,
termasuk rute dan peta evakuasi serta simulasi bencana.
Maka dari itu solusi yang
sebaiknya diberikan oleh pemerintah, ilmuwan serta mahasiswa adalah dengan:
1.
Pengembangan wilayah oleh Rencana Untuk Tata Ruang sebaiknya
ditaati.
2.
Mengadakan sistem drainase lereng yang baik.
3.
Tidak adanya pemotongan tebing hingga memiliki tingkat
kecuraman yang melebihi batas wajar.
4.
Penggunakan tutupan lahan yang tepat demi mengurangi limpasan
air.
Demikian penjelasan dari
kejadian bencada dan solusi untuk mengurangi dampak dari kejadian bencana
longsor.
Nugraha Alam
15040201111201
Kelas A SISL atau GIS untuk MSLB
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Sudarto, MS.
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Malang
Daftar Pustaka
Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Marzocchi, W., Mastellone, M. L., Di Ruocco, A., Novelli, P., Romeo, E., Gasparini, P.. 2009. Principles of Multi-Risk Assessment. Interaction Amongst Natural and Man-induced Risks. European Communities, Brussels
Maulana,Edwin., Retno,Wulan Theresia. 2015. Pemetaan Multi-rawan Kabupaten Malang Bagian Selatan dengan Menggunakan Pendekatan Bentangalam. Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi IV. PUSPICS Fakultas Georgrafi UGM. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar